Berikut ini adalah beberapa contoh gambar yang menunjukkan daerah yang diarsir atau diwarnai. Tugas Anda adalah untuk menentukan luas daerah yang diarsir dari setiap gambar tersebut. Luas daerah dapat dihitung dengan menggunakan rumus matematika tertentu, tergantung pada bentuk dan ukuran daerah yang diarsir.
Gambar Pertama
Gambar pertama menunjukkan sebuah lingkaran yang diarsir. Untuk menentukan luas daerah yang diarsir, kita perlu menggunakan rumus luas lingkaran. Rumus tersebut adalah:
Luas Lingkaran = π × r²
Di mana π (pi) adalah konstanta matematika yang bernilai sekitar 3,14, dan r adalah jari-jari lingkaran.
Untuk menghitung luas daerah yang diarsir pada gambar pertama, pertama-tama kita perlu menentukan jari-jari lingkaran. Jari-jari dapat diukur dengan menggunakan penggaris atau alat pengukur lainnya. Misalnya, jika jari-jari lingkaran adalah 5 cm, maka luas daerah yang diarsir adalah:
Luas Daerah yang Diarsir = π × r² × (sudut/360)
Dalam hal ini, sudut yang diarsir adalah 120 derajat, sehingga:
Luas Daerah yang Diarsir = 3,14 × 5² × (120/360)
Luas Daerah yang Diarsir = 39,25 cm²
Gambar Kedua
Gambar kedua menunjukkan sebuah persegi panjang yang diarsir. Untuk menentukan luas daerah yang diarsir, kita perlu menggunakan rumus luas persegi panjang. Rumus tersebut adalah:
Luas Persegi Panjang = panjang × lebar
Di mana panjang dan lebar adalah ukuran sisi-sisi persegi panjang.
Untuk menghitung luas daerah yang diarsir pada gambar kedua, pertama-tama kita perlu menentukan panjang dan lebar persegi panjang. Misalnya, jika panjang adalah 10 cm dan lebar adalah 5 cm, maka luas daerah yang diarsir adalah:
Luas Daerah yang Diarsir = panjang × lebar × (sudut/360)
Dalam hal ini, sudut yang diarsir adalah 45 derajat, sehingga:
Luas Daerah yang Diarsir = 10 × 5 × (45/360)
Luas Daerah yang Diarsir = 6,25 cm²
Gambar Ketiga
Gambar ketiga menunjukkan sebuah segitiga yang diarsir. Untuk menentukan luas daerah yang diarsir, kita perlu menggunakan rumus luas segitiga. Rumus tersebut adalah:
Luas Segitiga = ½ × alas × tinggi
Di mana alas dan tinggi adalah ukuran sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus.
Untuk menghitung luas daerah yang diarsir pada gambar ketiga, pertama-tama kita perlu menentukan alas dan tinggi segitiga. Misalnya, jika alas adalah 8 cm dan tinggi adalah 6 cm, maka luas daerah yang diarsir adalah:
Luas Daerah yang Diarsir = ½ × alas × tinggi × (sudut/360)
Dalam hal ini, sudut yang diarsir adalah 60 derajat, sehingga:
Luas Daerah yang Diarsir = ½ × 8 × 6 × (60/360)
Luas Daerah yang Diarsir = 4 cm²
Gambar Keempat
Gambar keempat menunjukkan sebuah trapesium yang diarsir. Untuk menentukan luas daerah yang diarsir, kita perlu menggunakan rumus luas trapesium. Rumus tersebut adalah:
Luas Trapesium = ½ × (sisi atas + sisi bawah) × tinggi
Di mana sisi atas, sisi bawah, dan tinggi adalah ukuran sisi-sisi trapesium.
Untuk menghitung luas daerah yang diarsir pada gambar keempat, pertama-tama kita perlu menentukan sisi atas, sisi bawah, dan tinggi trapesium. Misalnya, jika sisi atas adalah 4 cm, sisi bawah adalah 10 cm, dan tinggi adalah 8 cm, maka luas daerah yang diarsir adalah:
Luas Daerah yang Diarsir = ½ × (sisi atas + sisi bawah) × tinggi × (sudut/360)
Dalam hal ini, sudut yang diarsir adalah 90 derajat, sehingga:
Luas Daerah yang Diarsir = ½ × (4 + 10) × 8 × (90/360)
Luas Daerah yang Diarsir = 16 cm²
Kesimpulan
Dari contoh-contoh gambar di atas, kita dapat melihat bahwa untuk menentukan luas daerah yang diarsir, kita perlu menggunakan rumus-rumus matematika tertentu. Setiap bentuk dan ukuran daerah yang diarsir memiliki rumus yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menguasai rumus-rumus tersebut, agar dapat menghitung luas daerah dengan tepat dan akurat.