Di antara para nabi yang diutus oleh Allah SWT, ada satu nabi yang dikenal sebagai nabi yang sangat meratap. Siapa dia? Ya, beliau adalah Nabi Ya’qub AS, juga dikenal sebagai Nabi Yakub dalam bahasa Indonesia.
Kisah Nabi Ya’qub AS
Nabi Ya’qub AS adalah putra Nabi Ishaq AS dan cucu Nabi Ibrahim AS. Beliau dilahirkan di kota Hebron, Palestina, dan diutus sebagai nabi oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran tauhid dan mengajak manusia untuk beribadah hanya kepada Allah SWT.
Nabi Ya’qub AS memiliki dua belas putra, dari dua istri yang berbeda. Dari istri pertamanya, beliau memiliki enam putra, yaitu Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, dan Zebulon. Sedangkan dari istri keduanya, beliau memiliki enam putra lagi, yaitu Yusuf, Benyamin, Dan, Naftali, Gad, dan Asyer.
Kisah Nabi Yusuf AS
Dalam kisah Nabi Ya’qub AS, terdapat kisah yang sangat menyentuh hati yaitu kisah tentang putra bungsunya, Nabi Yusuf AS. Nabi Yusuf AS adalah putra yang sangat dicintai oleh Nabi Ya’qub AS. Beliau sangat mencintai Nabi Yusuf AS karena beliau adalah putra bungsunya yang lahir ketika Nabi Ya’qub AS sudah lanjut usia.
Nabi Yusuf AS memiliki mimpi yang kemudian ia sampaikan kepada ayahnya. Dalam mimpi itu, Nabi Yusuf AS melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud kepadanya. Nabi Ya’qub AS tahu bahwa mimpi tersebut adalah pertanda bahwa putranya akan menjadi seorang nabi dan dipilih oleh Allah SWT untuk mengemban tugas mulia.
Namun, mimpi Nabi Yusuf AS membuat saudara-saudaranya iri hati. Mereka merencanakan untuk membunuh Nabi Yusuf AS, namun kemudian mereka memutuskan untuk merampoknya dan membuangnya ke dalam sumur. Mereka kemudian mengatakan kepada Nabi Ya’qub AS bahwa Nabi Yusuf AS telah dimakan oleh serigala.
Kesedihan Nabi Ya’qub AS
Ketika mendengar kabar bahwa Nabi Yusuf AS telah hilang, Nabi Ya’qub AS sangat sedih. Beliau meratap selama berhari-hari dan tidak bisa menerima kenyataan bahwa putranya telah pergi. Namun, ia tetap berpegang pada keyakinannya bahwa Allah SWT akan melindungi Nabi Yusuf AS.
Begitu banyak kesedihan yang ia alami sampai-sampai mata beliau menjadi buta. Namun, Nabi Ya’qub AS selalu berdoa dan berharap akan bertemu dengan putranya kembali. Beliau juga mengajarkan kesabaran dan keikhlasan kepada keluarganya dalam menghadapi cobaan yang Allah SWT berikan.
Pertemuan Nabi Ya’qub AS dengan Nabi Yusuf AS
Setelah bertahun-tahun, Nabi Yusuf AS menjadi seorang menteri di Mesir dan Allah SWT mempertemukan kembali Nabi Yusuf AS dengan Nabi Ya’qub AS. Pertemuan tersebut sangatlah memilukan. Nabi Ya’qub AS menangis terisak-isak ketika ia merasakan tangan Nabi Yusuf AS. Beliau merasa bahwa ia telah menemukan putranya yang telah lama hilang.
Nabi Ya’qub AS kemudian meminta Nabi Yusuf AS untuk menceritakan kisah perjalanannya di Mesir. Ia juga meminta Nabi Yusuf AS untuk memaafkan saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat kepadanya. Dan Nabi Yusuf AS pun memaafkan saudara-saudaranya karena ia tahu bahwa Allah SWT selalu memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada siapa saja yang bersabar dan berbuat baik.
Pesan Moral dari Kisah Nabi Ya’qub AS
Kisah Nabi Ya’qub AS dan Nabi Yusuf AS mengajarkan kita tentang kesabaran, keikhlasan, dan kepercayaan kepada Allah SWT. Ketika kita menghadapi cobaan dan kesulitan, janganlah kita cepat putus asa. Sebaliknya, kita harus selalu berpegang teguh pada keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan jalan keluar bagi kita.
Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya memaafkan orang yang telah berbuat salah kepada kita. Kita harus selalu berusaha memaafkan orang lain dan tidak memendam dendam di dalam hati. Karena dengan memaafkan, kita akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati.
Kesimpulan
Kisah Nabi Ya’qub AS dan Nabi Yusuf AS adalah kisah yang menyentuh hati dan penuh dengan hikmah. Melalui kisah ini, kita dapat belajar tentang kesabaran, keikhlasan, dan kepercayaan kepada Allah SWT. Kita juga diajarkan tentang pentingnya memaafkan orang lain dan tidak memendam dendam di dalam hati.
Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu bersabar dan berbuat baik dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Dan semoga kita selalu mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah SWT.