Kosakata Tidak Baku dan Arti Kata

Posted on

Kosakata adalah kumpulan kata-kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Ada dua jenis kosakata yaitu kosakata baku dan kosakata tidak baku. Kosakata baku adalah kata-kata yang telah disepakati oleh semua pihak yang berwenang dan digunakan secara umum di masyarakat. Sedangkan kosakata tidak baku adalah kata-kata yang tidak disepakati oleh semua pihak dan tidak digunakan secara umum di masyarakat.

Contoh Kosakata Tidak Baku

Berikut adalah beberapa contoh kosakata tidak baku:

  • Kuy
  • Buset
  • Jaim
  • Baper
  • Gemes
  • Cepetan
  • Pesen
  • Baperan
  • Curhat
  • Ngabuburit

Kata-kata di atas adalah contoh kosakata tidak baku yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Namun, tidak semua kosakata tidak baku dapat diterima dan digunakan secara umum di masyarakat. Ada beberapa kosakata tidak baku yang dianggap kurang sopan dan tidak pantas digunakan dalam lingkungan formal.

Arti Kata Kosakata Tidak Baku

Meskipun kosakata tidak baku tidak digunakan secara umum di masyarakat, namun arti dari kata tersebut tetap harus diketahui. Berikut adalah beberapa arti dari kosakata tidak baku:

  • Kuy: Ayo
  • Buset: Wow
  • Jaim: Sombong
  • Baper: Terbawa perasaan
  • Gemes: Gemas
  • Cepetan: Cepat-cepat
  • Pesen: Memesan
  • Baperan: Terbawa perasaan berlebihan
  • Curhat: Curahan hati
  • Ngabuburit: Kegiatan menjelang berbuka puasa
Pos Terkait:  Setujukah Kamu, Jika Paragraf Pertama Dikategorikan?

Dari arti kata-kata di atas, bisa disimpulkan bahwa kosakata tidak baku sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan atau emosi seseorang dalam percakapan sehari-hari.

Perbedaan Kosakata Baku dan Tidak Baku

Perbedaan antara kosakata baku dan tidak baku cukup jelas. Kosakata baku adalah kata-kata yang telah disepakati oleh semua pihak dan digunakan secara umum di masyarakat. Sedangkan kosakata tidak baku adalah kata-kata yang tidak disepakati oleh semua pihak dan tidak digunakan secara umum di masyarakat.

Contoh penggunaan kosakata baku dan tidak baku dalam sebuah kalimat:

  • Kosakata baku: Saya ingin membeli buku.
    Kosakata tidak baku: Gue mau beli buku.
  • Kosakata baku: Hari ini cuaca sangat panas.
    Kosakata tidak baku: Hari ini panas banget.
  • Kosakata baku: Tolong jangan merokok di sini.
    Kosakata tidak baku: Jangan ngerokok di sini dong.

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan kosakata baku lebih formal dan sopan dibandingkan dengan penggunaan kosakata tidak baku.

Penyebab Terjadinya Kosakata Tidak Baku

Penyebab terjadinya kosakata tidak baku adalah pengaruh dari bahasa daerah, bahasa asing, media sosial, dan lingkungan sekitar. Pengaruh bahasa daerah dapat terjadi karena adanya percampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah yang digunakan di daerah tersebut.

Pos Terkait:  Berapa Gelas 800 ml Air?

Pengaruh bahasa asing dapat terjadi karena adanya pengaruh budaya barat dan globalisasi. Media sosial juga turut mempengaruhi penggunaan kosakata tidak baku karena adanya pengaruh dari bahasa Inggris dan bahasa gaul yang digunakan di media sosial.

Lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi penggunaan kosakata tidak baku. Misalnya, dalam lingkungan remaja, kosakata tidak baku sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.

Dampak Penggunaan Kosakata Tidak Baku

Penggunaan kosakata tidak baku dapat memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah penggunaan kosakata tidak baku dapat membuat percakapan menjadi lebih santai dan akrab. Selain itu, penggunaan kosakata tidak baku juga dapat membuat seseorang lebih mudah mengekspresikan perasaannya.

Namun, dampak negatif dari penggunaan kosakata tidak baku adalah penggunaan kosakata tidak baku dapat merusak bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Selain itu, penggunaan kosakata tidak baku juga dapat membuat seseorang terlihat kurang sopan dan tidak menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara.

Cara Menghindari Penggunaan Kosakata Tidak Baku

Untuk menghindari penggunaan kosakata tidak baku, ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu:

  • Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan kosakata baku.
  • Memperbanyak membaca bahan-bahan yang menggunakan kosakata baku.
  • Menghindari penggunaan kosakata tidak baku dalam percakapan sehari-hari.
  • Menggunakan kosakata baku yang benar dan tepat dalam setiap percakapan.
  • Menggunakan kamus atau aplikasi penerjemah untuk mencari arti kata yang tidak diketahui.
Pos Terkait:  3 Minggu Berapa Hari - Mengetahui Jumlah Hari dalam 3 Minggu

Dengan melakukan hal tersebut, diharapkan penggunaan kosakata baku dapat menjadi lebih luas dan digunakan secara umum di masyarakat.

Kesimpulan

Kosakata tidak baku adalah kata-kata yang tidak disepakati oleh semua pihak dan tidak digunakan secara umum di masyarakat. Contoh kosakata tidak baku antara lain kuy, buset, jaim, baper, gemes, cepetan, pesen, baperan, curhat, dan ngabuburit. Penggunaan kosakata tidak baku dapat memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah penggunaan kosakata tidak baku dapat membuat percakapan menjadi lebih santai dan akrab. Namun, dampak negatif dari penggunaan kosakata tidak baku adalah penggunaan kosakata tidak baku dapat merusak bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Untuk menghindari penggunaan kosakata tidak baku, perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan kosakata baku dan memperbanyak membaca bahan-bahan yang menggunakan kosakata baku. Sehingga penggunaan kosakata baku dapat menjadi lebih luas dan digunakan secara umum di masyarakat.

Related posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *