Interseksi adalah sebuah konsep yang mengacu pada pengalaman hidup seseorang yang memiliki identitas ganda atau majemuk. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang aktivis bernama Kimberlé Crenshaw pada tahun 1989. Menurut Crenshaw, seseorang yang mengalami interseksi akan mengalami diskriminasi dan ketidakadilan yang lebih kompleks dan sulit untuk diatasi dibandingkan dengan orang yang hanya mengalami diskriminasi karena satu aspek identitas saja.
Contohnya, seorang perempuan lesbian yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah akan mengalami diskriminasi yang berbeda dengan seorang perempuan heteroseksual yang berasal dari keluarga yang sama. Diskriminasi yang dialami perempuan lesbian tersebut tidak hanya karena orientasinya, tetapi juga karena faktor-faktor seperti kelas sosial, ras, dan agama.
Interseksi dan LGBTI+
Interseksi sangat relevan dengan isu LGBTI+ karena orientasi seksual dan identitas gender merupakan aspek identitas yang kompleks dan seringkali saling terkait. Orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai LGBTI+ seringkali mengalami diskriminasi dan ketidakadilan karena orientasi seksual atau identitas gender mereka. Namun, ketidakadilan yang mereka alami tidak hanya karena itu saja.
Orang LGBTI+ juga dapat mengalami diskriminasi dan ketidakadilan karena faktor-faktor seperti kelas sosial, ras, agama, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, seorang pria gay yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah akan mengalami diskriminasi yang berbeda dengan seorang pria gay yang berasal dari keluarga yang lebih berada.
Interseksi dan Privilese
Berbeda dengan diskriminasi, privilese merupakan hak atau keuntungan yang diberikan kepada seseorang karena aspek identitas tertentu yang dimilikinya. Sebagai contoh, seorang pria heteroseksual memiliki privilese yang tidak dimiliki oleh seorang pria gay. Hal ini karena masyarakat cenderung memandang pria heteroseksual sebagai norma atau standar yang harus diikuti.
Privilese juga dapat terkait dengan faktor-faktor seperti kelas sosial, ras, dan agama. Sebagai contoh, seorang pria heteroseksual yang berasal dari keluarga berpenghasilan tinggi akan memiliki privilese yang lebih besar daripada seorang pria gay yang berasal dari keluarga yang sama.
Interseksi dan Feminisme
Interseksi juga sangat relevan dengan gerakan feminisme karena perempuan seringkali mengalami diskriminasi dan ketidakadilan yang berbeda-beda karena aspek identitas mereka yang kompleks. Sebagai contoh, seorang perempuan lesbian yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah akan mengalami diskriminasi yang berbeda dengan seorang perempuan heteroseksual yang berasal dari keluarga yang sama.
Feminisme interseksional mengakui bahwa perempuan tidak mengalami diskriminasi hanya karena jenis kelamin mereka, tetapi juga karena faktor-faktor seperti kelas sosial, ras, dan agama. Gerakan feminisme yang tidak memperhatikan interseksi akan cenderung mengabaikan atau mengecilkan pengalaman hidup perempuan yang memiliki identitas ganda atau majemuk.
Interseksi dan Keadilan Sosial
Interseksi juga berhubungan erat dengan isu keadilan sosial karena konsep ini menekankan pentingnya memperhatikan kompleksitas identitas seseorang ketika membahas isu diskriminasi dan ketidakadilan. Ketika kita berbicara tentang isu diskriminasi atau ketidakadilan, kita tidak bisa hanya memperhatikan satu aspek identitas saja.
Sebagai contoh, ketika kita membahas isu ketidakadilan yang dialami oleh orang LGBTI+, kita tidak hanya bisa memperhatikan orientasi seksual atau identitas gender mereka saja. Kita juga harus memperhatikan faktor-faktor seperti kelas sosial, ras, dan agama. Dengan memperhatikan interseksi, kita dapat memperluas wawasan kita tentang isu-isu keadilan sosial dan menjadi lebih peka terhadap pengalaman hidup orang lain yang mungkin berbeda dengan kita.
Interseksi dan Kampanye Kesadaran
Kampanye kesadaran tentang interseksi sangatlah penting karena konsep ini masih relatif baru dan belum banyak dikenal oleh masyarakat umum. Dengan mengkampanyekan interseksi, kita dapat memperluas wawasan masyarakat tentang kompleksitas identitas seseorang dan pentingnya memperhatikan faktor-faktor lain selain orientasi seksual atau identitas gender.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengkampanyekan interseksi antara lain adalah dengan mengadakan diskusi publik, mengadakan seminar atau workshop tentang interseksi, dan memasukkan materi interseksi ke dalam kurikulum pendidikan.
Kesimpulan
Interseksi adalah sebuah konsep yang sangat relevan dengan isu-isu keadilan sosial, feminisme, dan LGBTI+. Konsep ini menekankan pentingnya memperhatikan kompleksitas identitas seseorang ketika membahas isu diskriminasi dan ketidakadilan. Dengan memperhatikan interseksi, kita dapat memperluas wawasan kita tentang isu-isu keadilan sosial dan menjadi lebih peka terhadap pengalaman hidup orang lain yang mungkin berbeda dengan kita.