Teks non-fiksi merupakan salah satu jenis teks yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis teks ini berbeda dengan teks fiksi yang menceritakan tentang kisah khayalan atau imajinasi. Teks non-fiksi lebih banyak berisi informasi yang bersifat faktual dan bersumber dari kenyataan yang ada di sekitar kita. Berikut adalah beberapa ciri-ciri teks non-fiksi yang perlu kita ketahui.
1. Mengandung Fakta yang Benar
Ciri pertama dari teks non-fiksi adalah mengandung fakta yang benar. Teks non-fiksi harus bersumber dari kenyataan yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, fakta yang disajikan dalam teks non-fiksi harus benar dan akurat. Pembaca harus dapat mempercayai informasi yang terdapat dalam teks non-fiksi.
2. Tidak Mengandung Unsur Khayalan
Teks non-fiksi tidak mengandung unsur khayalan. Semua informasi yang terdapat dalam teks non-fiksi harus berdasarkan fakta dan bukti yang ada di sekitar kita. Teks non-fiksi tidak boleh membuat cerita atau informasi yang tidak benar hanya untuk membuat teks tersebut lebih menarik atau enak dibaca.
3. Menceritakan Peristiwa yang Telah Terjadi
Teks non-fiksi menceritakan peristiwa yang telah terjadi. Hal ini berbeda dengan teks fiksi yang menceritakan kisah khayalan. Teks non-fiksi harus berisi informasi yang benar dan faktual mengenai peristiwa yang telah terjadi.
4. Tujuan Utama Teks Non-Fiksi Adalah Memberikan Informasi
Tujuan utama dari teks non-fiksi adalah memberikan informasi yang benar dan akurat kepada pembaca. Teks non-fiksi tidak memiliki tujuan untuk menghibur atau menghasilkan karya seni seperti teks fiksi.
5. Memiliki Sumber yang Jelas
Teks non-fiksi harus memiliki sumber yang jelas. Pembaca harus dapat mengetahui dari mana informasi dalam teks non-fiksi tersebut diambil. Sumber yang jelas juga membuat pembaca lebih percaya terhadap informasi yang terdapat dalam teks non-fiksi.
6. Bahasa yang Digunakan Harus Formal
Bahasa yang digunakan dalam teks non-fiksi harus formal. Hal ini karena teks non-fiksi berisi informasi yang bersifat serius dan faktual. Bahasa yang digunakan harus dapat memperjelas informasi yang ingin disampaikan dan mudah dipahami oleh pembaca.
7. Memiliki Struktur yang Jelas
Teks non-fiksi harus memiliki struktur yang jelas. Struktur tersebut terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan berisi gambaran umum mengenai topik yang akan dibahas, isi berisi informasi yang lebih detail mengenai topik tersebut, dan penutup berisi kesimpulan atau rangkuman dari informasi yang telah disampaikan.
8. Tidak Mengandung Unsur Emosi
Teks non-fiksi tidak mengandung unsur emosi. Hal ini berbeda dengan teks fiksi yang sering mengandung unsur emosi seperti cinta, kebencian, atau kesedihan. Teks non-fiksi harus berisi informasi yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh emosi atau perasaan.
9. Menggunakan Referensi atau Kutipan
Teks non-fiksi harus menggunakan referensi atau kutipan. Hal ini untuk menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan dalam teks non-fiksi tersebut benar dan dapat dipercaya. Referensi atau kutipan juga membantu pembaca untuk mengetahui sumber informasi tersebut.
10. Melibatkan Pembaca dalam Teks
Teks non-fiksi dapat melibatkan pembaca dalam teks tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh atau kasus yang terjadi di sekitar kita. Dengan melibatkan pembaca, teks non-fiksi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca.
11. Memiliki Gaya Bahasa yang Berbeda-beda
Teks non-fiksi dapat memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda. Gaya bahasa tersebut dapat berupa gaya bahasa formal, semi-formal, atau bahasa yang lebih santai. Pemilihan gaya bahasa tergantung pada jenis teks non-fiksi yang ingin disampaikan dan pembaca yang dituju.
12. Mempunyai Tujuan yang Jelas
Teks non-fiksi harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan tersebut dapat berupa memberikan informasi, memberikan pengetahuan baru, atau mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu. Dengan memiliki tujuan yang jelas, teks non-fiksi menjadi lebih fokus dan mudah dipahami oleh pembaca.
13. Berisi Data, Angka, atau Statistik
Teks non-fiksi seringkali berisi data, angka, atau statistik. Hal ini untuk memberikan bukti atau fakta mengenai informasi yang disampaikan dalam teks non-fiksi tersebut. Data, angka, atau statistik juga membantu pembaca untuk lebih memahami informasi yang disampaikan.
14. Tidak Mengandung Unsur Fantasi
Teks non-fiksi tidak mengandung unsur fantasi. Semua informasi yang disampaikan harus bersumber dari kenyataan yang ada di sekitar kita. Teks non-fiksi tidak boleh mengandung cerita atau informasi yang tidak benar atau khayalan.
15. Menggunakan Kalimat yang Mudah Dipahami
Teks non-fiksi harus menggunakan kalimat yang mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat yang terlalu rumit atau sulit dipahami dapat membuat pembaca kebingungan dan sulit memahami informasi yang disampaikan.
16. Tidak Mengandung Unsur Drama
Teks non-fiksi tidak mengandung unsur drama. Hal ini berbeda dengan teks fiksi yang sering mengandung unsur drama atau konflik. Teks non-fiksi harus berisi informasi yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh unsur drama atau konflik.
17. Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Teks non-fiksi harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini untuk memudahkan pembaca dalam memahami informasi yang disampaikan dalam teks non-fiksi tersebut. Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga membuat teks non-fiksi lebih profesional.
18. Tidak Mengandung Unsur Kebencian atau Diskriminasi
Teks non-fiksi tidak mengandung unsur kebencian atau diskriminasi. Hal ini berbeda dengan teks fiksi yang seringkali mengandung unsur kebencian atau diskriminasi. Teks non-fiksi harus berisi informasi yang objektif dan tidak memihak pada satu pihak atau golongan tertentu.
19. Memiliki Topik yang Jelas dan Spesifik
Teks non-fiksi harus memiliki topik yang jelas dan spesifik. Topik tersebut harus dapat dipahami oleh pembaca dan tidak terlalu umum. Dengan memiliki topik yang jelas dan spesifik, teks non-fiksi menjadi lebih fokus dan mudah dipahami oleh pembaca.
20. Menggunakan Format yang Jelas
Teks non-fiksi harus menggunakan format yang jelas. Format tersebut dapat berupa penggunaan huruf tebal, italic, atau underline. Penggunaan format yang jelas dapat membantu pembaca untuk lebih memahami informasi yang disampaikan dalam teks non-fiksi tersebut.
21. Tidak Mengandung Unsur Humor
Teks non-fiksi tidak mengandung unsur humor. Hal ini berbeda dengan teks fiksi yang sering mengandung unsur humor. Teks non-fiksi harus berisi informasi yang serius dan faktual.
22. Menggunakan Gaya Bahasa yang Sesuai dengan Pembaca
Teks non-fiksi harus menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan pembaca. Gaya bahasa tersebut dapat berupa bahasa formal, semi-formal, atau bahasa yang lebih santai. Pemilihan gaya bahasa tergantung pada jenis teks non-fiksi yang ingin disampaikan dan pembaca yang dituju.
23. Tidak Mengandung Unsur Sensasional
Teks non-fiksi tidak mengandung unsur sensasional. Semua informasi yang disampaikan harus benar dan akurat. Teks non-fiksi tidak boleh membuat cerita atau informasi yang tidak benar hanya untuk membuat teks tersebut lebih menarik atau enak dibaca.
24. Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami
Teks non-fiksi harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Bahasa yang terlalu rumit atau sulit dipahami dapat membuat pembaca kebingungan dan sulit memahami informasi yang disampaikan.
25. Menggunakan Istilah yang Sesuai
Teks non-fiksi harus menggunakan istilah yang sesuai dengan topik yang dibahas. Istilah yang digunakan harus mudah dipahami oleh pembaca dan tidak terlalu teknis.
26. Tidak Mengandung Unsur Provokasi
Teks non-fiksi tidak mengandung unsur provokasi. Hal ini berbeda dengan teks fiksi yang sering mengandung unsur provokasi. Teks non-fiksi harus berisi informasi yang objektif dan tidak memihak pada satu pihak atau golongan tertentu.
27. Menggunakan Kalimat yang Padat
Teks non-fiksi harus menggunakan kalimat yang padat. Kalimat yang terlalu panjang atau berbelit-belit dapat membuat pembaca kebingungan dan sulit memahami informasi yang disampaikan.
28. Tidak Mengandung Unsur Propaganda
Teks non-fiksi tidak mengandung unsur propaganda. Semua informasi yang disampaikan harus benar dan akurat. Teks non-fiksi tidak boleh memihak pada satu pihak atau golongan tertentu.
29. Memiliki Struktur yang Logis
Teks non-fiksi harus memiliki struktur yang logis. Struktur tersebut terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan berisi gambaran umum mengenai topik yang akan dibahas, isi berisi informasi yang lebih detail mengenai topik tersebut, dan penutup berisi kesimpulan atau rangkuman dari informasi yang telah disampaikan.
30. Menggunakan Contoh yang Relevan
Teks non-fiksi harus menggunakan contoh yang relevan. Contoh yang digunakan harus dapat memperjelas informasi yang ingin disampaikan dan mudah dipahami oleh pembaca. Dengan menggunakan contoh yang relevan, teks non-fiksi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca.
Kesimpulan
Demikianlah beberapa ciri-ciri teks non-fiksi yang perlu kita ketahui. Teks non-fiksi merupakan jenis teks yang berisi informasi yang bersifat faktual dan bersumber dari kenyataan yang ada di sekitar kita. Teks non-fiksi harus mengandung fakta yang benar, tidak mengandung unsur khayalan, menceritakan peristiwa yang telah terjadi, dan memiliki tujuan utama untuk memberikan informasi kepada pembaca.
Teks non-fiksi juga harus memiliki sumber yang jelas, menggunakan bahasa yang formal, memiliki struktur yang jelas, dan tidak mengandung unsur emosi atau drama. Dengan memahami ciri-ciri teks non-fiksi, kita dapat lebih mudah membedakan jenis teks yang satu ini dengan jenis teks fiksi yang lainnya.