Ciri Budaya Politik di Indonesia

Posted on

Budaya politik adalah suatu konsep yang mencakup norma-norma, nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang terkait dengan dunia politik dalam suatu masyarakat. Di Indonesia, terdapat beberapa ciri budaya politik yang khas dan mempengaruhi dinamika politik di negara ini.

1. Sentralistik

Ciri budaya politik di Indonesia yang pertama adalah sentralistik. Sentralistik mengacu pada kecenderungan masyarakat untuk mengandalkan pemimpin atau tokoh sentral sebagai penentu kebijakan dan arah politik. Hal ini tercermin dalam adanya pemilihan umum yang diwarnai dengan kampanye personalisasi.

2. Paternalistik

Budaya politik di Indonesia juga cenderung paternalistik. Masyarakat cenderung mengharapkan kehadiran pemimpin yang kuat dan otoriter yang dapat memberikan keamanan, keadilan, dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Hal ini tercermin dalam dukungan yang kuat terhadap pemimpin otoriter dalam sejarah politik Indonesia.

3. Konsensual

Di Indonesia, budaya politik cenderung konsensual. Keputusan politik seringkali dicapai melalui musyawarah untuk mufakat, baik di tingkat pemerintahan pusat maupun daerah. Hal ini tercermin dalam adanya kebiasaan negosiasi dan kompromi dalam proses pengambilan keputusan politik.

Pos Terkait:  Ciri-Ciri Budaya Politik Parokial

4. Personalistik

Budaya politik di Indonesia juga bersifat personalistik. Pemilih cenderung memilih calon berdasarkan faktor pribadi seperti popularitas, keturunan, atau hubungan personal dengan calon tersebut. Hal ini tercermin dalam adanya politik dinasti dan kecenderungan memilih pemimpin berdasarkan kedekatan personal.

5. Korupsi

Ciri budaya politik yang sangat mencolok di Indonesia adalah korupsi. Korupsi telah mengakar dalam sistem politik dan birokrasi, dan dianggap sebagai suatu hal yang biasa. Hal ini tercermin dalam banyaknya kasus korupsi yang melibatkan pejabat pemerintahan, baik tingkat pusat maupun daerah.

6. Nepotisme

Budaya politik di Indonesia juga cenderung nepotistik. Pemimpin politik seringkali mempekerjakan atau memberikan posisi penting kepada keluarga atau orang-orang terdekatnya. Hal ini tercermin dalam banyaknya kasus nepotisme yang terjadi di berbagai tingkatan pemerintahan.

7. Ketergantungan pada Kepentingan Pribadi

Masyarakat Indonesia cenderung memiliki ketergantungan pada kepentingan pribadi dalam politik. Pemilih seringkali memilih calon berdasarkan janji-janji atau imbalan pribadi yang dijanjikan oleh calon tersebut. Hal ini mengakibatkan banyaknya politik transaksional yang mengabaikan kepentingan publik.

8. Politik Identitas

Budaya politik di Indonesia juga cenderung didominasi oleh politik identitas. Pemilih seringkali memilih calon berdasarkan faktor agama, suku, atau kelompok sosial yang mereka identifikasi. Hal ini tercermin dalam adanya polarisasi politik yang didasarkan pada perbedaan identitas tersebut.

Pos Terkait:  Kepuasan Konsumen Menurut Para Ahli

9. Kurangnya Partisipasi Politik

Ciri budaya politik di Indonesia yang terakhir adalah kurangnya partisipasi politik. Meskipun terdapat hak untuk memilih dan dipilih, partisipasi politik di Indonesia masih rendah. Hal ini disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap sistem politik, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya peran politik dalam kehidupan bermasyarakat.

Kesimpulan

Budaya politik di Indonesia memiliki ciri-ciri yang khas dan mempengaruhi dinamika politik di negara ini. Sentralistik, paternalistik, konsensual, personalistik, korupsi, nepotisme, ketergantungan pada kepentingan pribadi, politik identitas, dan kurangnya partisipasi politik merupakan beberapa ciri budaya politik yang perlu diperhatikan dalam memahami politik di Indonesia. Meningkatkan kesadaran politik, memperkuat partisipasi politik, dan mengurangi korupsi dan nepotisme merupakan langkah-langkah penting untuk memperbaiki budaya politik di Indonesia.

Related posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *