Bagaimana Akhir Hidup Firaun dan Tentaranya?

Posted on

Sejarah Firaun dan Tentaranya

Firaun adalah sebutan bagi raja-raja Mesir Kuno yang memerintah pada masa kejayaan Mesir Kuno. Firaun seringkali dianggap sebagai sesosok yang kuat dan memiliki kekuasaan absolut. Namun, kekuasaan yang dimilikinya hanya dapat bertahan sampai batas tertentu. Firaun pada masa itu memiliki tentara yang sangat kuat dan tangguh. Tentara Mesir Kuno terkenal dengan penggunaan kereta perang yang dihela oleh kuda dan penggunaan tombak serta perisai. Mereka juga terampil dalam menggunakan busur dan anak panah.

Pertempuran Melawan Bangsa Israel

Salah satu pertempuran yang terkenal dalam sejarah Mesir Kuno adalah perang melawan bangsa Israel. Pada masa itu, Firaun merasa terancam oleh kemunculan bangsa Israel yang semakin kuat dan berkembang. Firaun kemudian memerintahkan tentaranya untuk mengejar bangsa Israel yang mencoba melarikan diri dari Mesir. Namun, tentara Mesir Kuno tidak dapat menangkap bangsa Israel yang dikepung oleh laut dan gurun. Akhirnya, Firaun dan tentaranya terpaksa mundur dan meninggalkan bangsa Israel.

Akhir Hidup Firaun

Setelah kekalahan dalam pertempuran melawan bangsa Israel, Firaun dan tentaranya pulang dengan kekalahan yang memalukan. Namun, Firaun masih merasa kuat dan berkuasa. Namun, Allah SWT tidak merestui keangkuhan Firaun dan memberikan hukuman yang sangat berat. Firaun dan tentaranya dikejar oleh air bah yang sangat besar. Air bah tersebut menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya termasuk tentara dan Firaun sendiri. Firaun dan tentaranya tidak dapat bertahan melawan kekuatan Allah SWT. Mereka tenggelam dan tidak pernah ditemukan lagi.

Pos Terkait:  Jelaskan Penyebab Keberagaman Agama di Indonesia

Kesimpulan

Kisah tentang Firaun dan tentaranya menjadi bukti bahwa kekuasaan manusia hanya terbatas pada batas yang ditentukan oleh Allah SWT. Firaun yang merasa kuat dan berkuasa akhirnya harus menerima hukuman yang sangat berat karena keangkuhannya. Kita sebagai manusia seharusnya selalu berusaha untuk merendahkan diri dan selalu mengingat bahwa kekuasaan yang kita miliki hanya sementara. Kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan mengutamakan kebaikan agar kita tidak mengalami nasib yang sama seperti Firaun dan tentaranya.

Related posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *