Apakah Anda sering mendengar kata “Syiah” namun tidak tahu artinya? Syiah merupakan salah satu paham dalam Islam yang memiliki pengikutnya sendiri. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih detail mengenai arti kata Syiah dan apa yang menjadi pembeda dengan paham Sunni yang lebih umum dikenal.
Apa itu Syiah?
Syiah adalah sekte Islam yang memiliki pengikutnya sendiri. Syiah sendiri berasal dari kata “syi’atu Ali” yang artinya adalah pengikut Ali. Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu dan menantu dari Nabi Muhammad SAW. Karena keberaniannya dalam membela Islam, Ali dianggap sebagai pemimpin yang layak untuk menggantikan Nabi Muhammad setelah beliau wafat. Namun, mayoritas umat Islam memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama setelah Nabi Muhammad wafat. Sejak itu, terjadi perpecahan di antara umat Islam menjadi Sunni dan Syiah.
Apa yang menjadi pembeda antara Sunni dan Syiah?
Salah satu perbedaan utama antara Sunni dan Syiah adalah dalam hal pemilihan khalifah. Sunni memilih Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali sebagai khalifah pertama hingga keempat. Sedangkan Syiah hanya mengakui Ali sebagai khalifah pertama dan menganggap bahwa Ali harusnya menjadi khalifah pertama setelah Nabi Muhammad wafat. Selain itu, Syiah juga memiliki pandangan yang berbeda dalam hal kepemimpinan dan otoritas agama.
Apa saja keyakinan Syiah?
Secara umum, Syiah memiliki keyakinan yang sama dengan Sunni dalam hal aqidah (keyakinan) Islam. Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam hal tafsir Al-Quran dan hadis, serta pandangan tentang kepemimpinan agama. Syiah juga memiliki keyakinan bahwa imam-imam mereka memiliki kemampuan untuk menerima wahyu langsung dari Allah dan memiliki otoritas agama yang lebih tinggi dari ulama lainnya.
Bagaimana jumlah pengikut Syiah di dunia?
Jumlah pengikut Syiah di seluruh dunia diperkirakan mencapai sekitar 10-15% dari total populasi Muslim di dunia. Pengikut Syiah terbanyak terdapat di Iran, di mana mayoritas penduduknya adalah Syiah. Selain itu, terdapat pula pengikut Syiah di negara-negara seperti Irak, Lebanon, Bahrain, dan Pakistan.
Apakah Syiah dan Sunni bisa bersatu?
Sampai saat ini, Syiah dan Sunni masih memiliki perbedaan pandangan dan keyakinan yang cukup besar. Namun, terdapat beberapa upaya untuk mempererat hubungan antara kedua kelompok, seperti dialog antaragama dan kegiatan-kegiatan sosial bersama. Namun, proses untuk mencapai kesepakatan dan persatuan antara Sunni dan Syiah masih memerlukan waktu yang lama dan dukungan dari seluruh pihak.
Apakah Syiah dianggap sebagai kelompok sesat?
Tidak ada satu pun paham dalam Islam yang dianggap sebagai kelompok sesat secara resmi. Setiap umat Islam memiliki hak untuk memilih dan mengikuti paham yang sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Namun, terdapat beberapa kelompok ekstremis yang menganggap Syiah sebagai kelompok sesat dan melakukan tindakan kekerasan terhadap pengikut Syiah. Hal ini tentunya sangat disayangkan dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan perdamaian dan persatuan antarumat beragama.
Bagaimana pandangan Syiah tentang imam mahdi?
Imam Mahdi adalah sosok yang diyakini akan muncul pada akhir zaman untuk mengalahkan kejahatan dan membawa keadilan bagi seluruh umat manusia. Pandangan Syiah tentang Imam Mahdi berbeda dengan Sunni dalam hal identitas dan waktu kemunculannya. Syiah meyakini bahwa Imam Mahdi adalah keturunan dari Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW, dan akan muncul pada akhir zaman untuk membawa kemenangan bagi Islam.
Apakah Syiah mengakui sahabat Nabi Muhammad SAW?
Syiah mengakui sahabat Nabi Muhammad SAW, namun terdapat beberapa perbedaan dalam hal pandangan terhadap beberapa sahabat tertentu. Syiah menganggap bahwa beberapa sahabat telah melakukan kesalahan atau melakukan tindakan yang merugikan Islam, seperti dalam kasus perang Jamal dan perang Shiffin. Namun, Syiah juga mengakui bahwa kebanyakan sahabat adalah orang yang saleh dan berjasa dalam menyebarkan agama Islam.
Apakah Syiah memiliki pandangan yang berbeda dalam hal ibadah?
Secara umum, Syiah dan Sunni memiliki pandangan yang sama dalam hal ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam hal tata cara ibadah dan beberapa penyempurnaan dalam hal ibadah tertentu. Misalnya, dalam shalat Syiah, terdapat beberapa doa yang dilakukan setelah shalat yang tidak dilakukan dalam shalat Sunni.
Bagaimana pandangan Syiah tentang pernikahan mut’ah?
Pernikahan mut’ah adalah pernikahan sementara yang dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan. Pandangan Syiah tentang pernikahan mut’ah berbeda dengan Sunni. Syiah menganggap bahwa pernikahan mut’ah merupakan pernikahan yang sah dan dilakukan dengan kesepakatan dari kedua belah pihak. Namun, Sunni menganggap bahwa pernikahan mut’ah adalah pernikahan yang tidak sah dan bertentangan dengan ajaran Islam.
Apakah Syiah melakukan penghinaan terhadap sahabat Nabi Muhammad SAW?
Tidak ada ajaran dalam Syiah yang mengajarkan penghinaan terhadap sahabat Nabi Muhammad SAW. Namun, terdapat beberapa kelompok ekstremis yang melakukan tindakan penghinaan terhadap sahabat Nabi Muhammad SAW, yang tentunya bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan penghormatan terhadap para sahabat yang telah berjasa dalam menyebarkan agama Islam.
Apakah Syiah menganggap Ali bin Abi Thalib sebagai nabi?
Tidak ada ajaran dalam Syiah yang menganggap Ali bin Abi Thalib sebagai nabi. Ali bin Abi Thalib merupakan sahabat yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad SAW dan dipandang sebagai salah satu khalifah yang layak untuk memimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad wafat. Namun, pandangan Syiah tentang Ali bin Abi Thalib sebagai imam memiliki perbedaan dalam hal otoritas agama dan kepemimpinan.
Apakah Syiah melakukan penghinaan terhadap para sahabat yang lain?
Tidak ada ajaran dalam Syiah yang mengajarkan penghinaan terhadap para sahabat Nabi Muhammad SAW. Namun, terdapat beberapa kelompok ekstremis yang menganggap beberapa sahabat tertentu telah melakukan kesalahan atau tindakan yang merugikan Islam. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan penghormatan dan penghargaan terhadap para sahabat yang telah berjasa dalam menyebarkan agama Islam.
Bagaimana pandangan Syiah tentang Ahlul Bait?
Ahlul Bait adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keluarga Nabi Muhammad SAW, termasuk Ali bin Abi Thalib, Fatimah az-Zahra, Hasan bin Ali, dan Husain bin Ali. Syiah memiliki pandangan yang khusus tentang Ahlul Bait, dan menganggap bahwa mereka memiliki otoritas agama yang lebih tinggi dari ulama lainnya. Syiah juga menganggap bahwa Ahlul Bait memiliki keistimewaan dalam hal keutamaan aqidah dan akhlak.
Apakah Syiah menganggap bahwa Shia itu sendiri adalah agama?
Tidak, Syiah bukanlah agama melainkan sebuah sekte dalam Islam. Syiah memiliki pandangan yang berbeda dalam hal kepemimpinan dan otoritas agama, namun tetap mengakui Al-Quran dan hadis sebagai sumber ajaran utama Islam. Syiah juga memiliki keyakinan yang sama dengan Sunni dalam hal aqidah dan ibadah.
Bagaimana pandangan Syiah tentang jihad?
Secara umum, pandangan Syiah tentang jihad sama dengan Sunni dalam hal memperjuangkan agama Islam dan melawan kezaliman. Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam hal tafsir jihad dan dalam hal memilih metode yang tepat untuk melawan kezaliman. Syiah juga memiliki keyakinan bahwa imam-imam mereka memiliki peran penting dalam memimpin jihad dan melawan kezaliman.
Apakah Syiah menganggap bahwa hanya mereka yang benar?
Tidak, Syiah tidak menganggap bahwa hanya mereka yang benar. Syiah mengakui keberadaan kelompok-kelompok lain dalam Islam, termasuk Sunni, dan menghormati perbedaan pandangan di antara mereka. Syiah juga mengajarkan nilai-nilai toleransi dan menghargai perbedaan dalam Islam.
Bagaimana Syiah memandang hubungan dengan non-Muslim?
Syiah mengajarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian terhadap orang yang berbeda agama atau keyakinan. Syiah juga mengakui hak-hak asasi manusia dan mengajarkan bahwa setiap orang berhak memilih dan mengikuti agama atau keyakinan yang sesuai dengan hati nuraninya. Syiah juga memiliki pandangan yang positif terhadap dialog antaragama dan kerjasama sosial dengan non-Muslim.
Apakah Syiah memandang pentingnya pendidikan?
Ya, Syiah memandang pentingnya pendidikan dan mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan penelitian merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Syiah juga memiliki sejarah panjang dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, dengan banyak ilmuwan dan filosof terkenal yang berasal dari kalangan Syiah.
Bagaimana Syiah memandang peran wanita dalam masyarakat?
Syiah mengajarkan bahwa wanita memiliki hak-hak yang sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Syiah juga mengajarkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membangun masyarakat dan keluarga yang sejahtera. Syiah juga memiliki tokoh-tokoh perempuan yang terkenal dalam sejarah Islam, seperti Fatimah az-Zahra dan Zainab binti Ali.
Apakah Syiah memiliki pandangan yang berbeda dalam hal politik?
Secara umum, pandangan Syiah tentang politik sama dengan Sunni dalam hal memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam hal tafsir kepemimpinan politik dan dalam hal memilih metode yang tepat untuk mencapai tujuan politik tersebut. Syiah juga memiliki keyakinan bahwa imam-imam mereka memiliki peran penting dalam memimpin negara dan memperjuangkan keadilan bagi rakyat.
Bagaimana Syiah memandang perbedaan agama?
Syiah mengajarkan nilai-nilai toleransi dan menghargai perbedaan dalam agama. Syiah juga mengakui hak asasi manusia dan mengajarkan bahwa setiap orang berhak memilih dan mengikuti agama atau keyakinan yang sesuai dengan hati nuraninya. Syiah juga memiliki pandangan positif terhadap dialog antaragama dan kerjasama sosial dengan umat agama lain.
Apakah Syiah mengajarkan kekerasan terhadap pengikut agama lain?
Tidak, Syiah tidak mengajarkan kekerasan terhadap pengikut agama lain. Syiah mengajarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian terhadap orang yang berbeda agama atau keyakinan. Syiah juga mengakui hak asasi manusia