Teori planetesimal dan teori pasang surut adalah dua teori yang digunakan untuk menjelaskan terbentuknya planet dan benda langit lain di tata surya. Meskipun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda, namun pada dasarnya memiliki persamaan dalam menjelaskan terbentuknya planet.
Teori Planetesimal
Teori planetesimal berpendapat bahwa planet terbentuk dari tabrakan antara benda-benda kecil yang disebut planetesimal. Benda-benda kecil ini terbentuk dari awan gas dan debu yang mengelilingi matahari. Ketika benda-benda ini saling bertabrakan, mereka akan menyatu dan membentuk benda yang lebih besar, seperti planet.
Teori planetesimal pertama kali dicetuskan oleh seorang astronom berkebangsaan Swedia bernama Viktor Safronov pada tahun 1969. Menurutnya, planetesimal terbentuk karena adanya gaya gravitasi yang menarik benda-benda kecil tersebut.
Proses terbentuknya planetesimal memakan waktu yang cukup lama, sekitar jutaan tahun. Namun, teori ini dapat menjelaskan mengapa planet-planet di tata surya memiliki ukuran dan komposisi yang berbeda-beda.
Teori Pasang Surut
Teori pasang surut berpendapat bahwa planet terbentuk karena adanya interaksi gravitasi antara benda-benda langit di tata surya. Proses terbentuknya planet dimulai dari adanya gumpalan gas dan debu yang mengelilingi matahari.
Ketika gumpalan gas dan debu ini saling bertabrakan, mereka akan membentuk benda yang semakin besar. Selama proses ini berlangsung, benda-benda tersebut akan saling menarik satu sama lain karena adanya gaya gravitasi.
Teori pasang surut pertama kali dicetuskan oleh seorang astronom berkebangsaan Inggris bernama James Jeans pada tahun 1917. Menurutnya, teori ini dapat menjelaskan mengapa planet-planet di tata surya memiliki orbit yang hampir berbentuk lingkaran dan mengelilingi matahari pada satu bidang yang sama.
Persamaan dari Teori Planetesimal dan Teori Pasang Surut
Meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, namun pada dasarnya teori planetesimal dan teori pasang surut memiliki persamaan dalam menjelaskan terbentuknya planet.
Keduanya mengakui bahwa planet terbentuk dari tabrakan antara benda-benda kecil yang saling bertabrakan. Selain itu, keduanya juga mengakui adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi proses terbentuknya planet.
Selain itu, keduanya juga dapat menjelaskan mengapa planet-planet di tata surya memiliki ukuran dan komposisi yang berbeda-beda. Proses terbentuknya planet memakan waktu yang cukup lama dan melalui tahap-tahap yang panjang.
Kesimpulan
Teori planetesimal dan teori pasang surut adalah dua teori yang digunakan untuk menjelaskan terbentuknya planet dan benda langit lain di tata surya. Meskipun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda, namun pada dasarnya memiliki persamaan dalam menjelaskan terbentuknya planet. Keduanya mengakui bahwa planet terbentuk dari tabrakan antara benda-benda kecil yang saling bertabrakan dan adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi proses terbentuknya planet.
Proses terbentuknya planet memakan waktu yang cukup lama dan melalui tahap-tahap yang panjang. Namun, teori planetesimal dan teori pasang surut dapat menjelaskan mengapa planet-planet di tata surya memiliki ukuran dan komposisi yang berbeda-beda.