Ngoko alus dan ngoko lugu merupakan dua jenis bahasa Jawa yang seringkali digunakan dalam percakapan sehari-hari di masyarakat Jawa. Meskipun kedua jenis bahasa tersebut sama-sama berasal dari bahasa Jawa, namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara keduanya. Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa perbedaan ngoko alus dan ngoko lugu secara lebih detail.
Ngoko Alus
Ngoko alus adalah jenis bahasa Jawa yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua, orang yang lebih berstatus, atau orang yang lebih dihormati. Ngoko alus biasanya digunakan dalam situasi formal seperti dalam rapat, pidato, acara resmi, dan sebagainya.
Ngoko alus memiliki ciri khas penggunaan kata-kata yang lebih halus, sopan, dan berkelas. Penggunaan bahasa ngoko alus juga harus memperhatikan aturan tata bahasa yang benar dan tidak sembarangan menggunakan kata-kata yang tidak layak digunakan dalam percakapan formal.
Contoh penggunaan ngoko alus:
“Kulo sampun ngaturaken paringan kangge Gusti dhateng pangkalanipun.”
Artinya: “Saya sudah memberikan laporan kepada Bapak di kantor.”
Ngoko Lugu
Ngoko lugu adalah jenis bahasa Jawa yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang sebaya atau lebih muda. Ngoko lugu biasanya digunakan dalam situasi informal seperti dalam percakapan sehari-hari, obrolan dengan teman, dan sebagainya.
Ngoko lugu memiliki ciri khas penggunaan kata-kata yang lebih santai, sederhana, dan tidak terlalu kaku. Penggunaan bahasa ngoko lugu juga tidak terlalu memperhatikan aturan tata bahasa yang benar, sehingga terkadang terdapat kesalahan dalam penggunaan kata maupun kalimat.
Contoh penggunaan ngoko lugu:
“Aku wes mangan, lo.”
Artinya: “Saya sudah makan, kamu.
Perbedaan Antara Ngoko Alus dan Ngoko Lugu
Perbedaan utama antara ngoko alus dan ngoko lugu adalah pada penggunaannya. Ngoko alus digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih berstatus, sedangkan ngoko lugu digunakan untuk berbicara dengan orang yang sebaya atau lebih muda.
Selain itu, penggunaan kata-kata dalam ngoko alus dan ngoko lugu juga memiliki perbedaan. Ngoko alus menggunakan kata-kata yang lebih halus, sopan, dan berkelas, sedangkan ngoko lugu menggunakan kata-kata yang lebih santai dan sederhana.
Terakhir, penggunaan ngoko alus harus memperhatikan aturan tata bahasa yang benar dan tidak sembarangan menggunakan kata-kata yang tidak layak digunakan dalam percakapan formal, sedangkan penggunaan ngoko lugu tidak terlalu memperhatikan aturan tata bahasa yang benar.
Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Jawa, penggunaan ngoko alus dan ngoko lugu sangatlah penting untuk menjaga etika dan sopan santun dalam bergaul. Meskipun keduanya memiliki perbedaan dalam penggunaan kata-kata dan situasi, namun keduanya tetap memiliki nilai dan fungsi yang sama-sama penting. Oleh karena itu, kita harus memahami perbedaan antara ngoko alus dan ngoko lugu agar dapat menggunakannya dengan tepat dan benar.