Proses produksi yang terputus-putus atau intermittent production adalah jenis produksi di mana produksi tidak dilakukan secara terus-menerus, tetapi dilakukan dalam interval tertentu. Proses produksi ini sering digunakan pada produk yang memerlukan waktu produksi yang lama atau memerlukan peralatan khusus untuk pembuatan.
Proses produksi yang terputus-putus dapat memberikan beberapa keuntungan, seperti fleksibilitas dalam produksi, dan memungkinkan adanya variasi produk dengan biaya rendah. Namun, proses produksi ini juga memiliki beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan. Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus.
1. Pembuatan Produk dalam Jumlah Kecil
Proses produksi yang terputus-putus biasanya digunakan untuk produk-produk yang diproduksi dalam jumlah kecil. Hal ini disebabkan oleh waktu produksi yang lebih lama dan biaya produksi yang lebih tinggi daripada proses produksi yang kontinu. Produk-produk yang diproduksi dengan proses produksi yang terputus-putus biasanya bersifat unik dan bukan massal.
2. Waktu Produksi yang Lama
Proses produksi yang terputus-putus membutuhkan waktu produksi yang lebih lama daripada proses produksi yang kontinu. Hal ini terjadi karena proses produksi dilakukan dalam interval tertentu, sehingga waktu produksi lebih lama. Namun, proses produksi yang terputus-putus dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan biaya produksi yang lebih rendah.
3. Penggunaan Peralatan Khusus
Proses produksi yang terputus-putus dapat memerlukan penggunaan peralatan khusus yang tidak tersedia dalam produksi berkelanjutan. Peralatan khusus ini mungkin mahal dan memerlukan keterampilan khusus untuk mengoperasikannya. Oleh karena itu, proses produksi yang terputus-putus sering digunakan untuk produk-produk yang memerlukan peralatan khusus.
4. Peningkatan Penggunaan Tenaga Kerja
Proses produksi yang terputus-putus dapat meningkatkan penggunaan tenaga kerja. Hal ini terjadi karena produksi dilakukan dalam interval tertentu, sehingga dibutuhkan tenaga kerja untuk memulai dan menghentikan produksi pada setiap interval. Oleh karena itu, proses produksi yang terputus-putus sering digunakan pada produk-produk yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan secara otomatis.
5. Ketergantungan pada Pasokan Bahan Baku
Proses produksi yang terputus-putus dapat sangat tergantung pada pasokan bahan baku. Hal ini disebabkan oleh waktu produksi yang lebih lama dan interval produksi yang lebih pendek. Jika pasokan bahan baku terlambat atau tidak memadai, maka produksi dapat terhenti dan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
6. Produksi Lebih Fleksibel
Salah satu keuntungan dari proses produksi yang terputus-putus adalah fleksibilitas produksi yang lebih tinggi. Proses produksi ini memungkinkan perusahaan untuk mengubah produk yang diproduksi dengan cepat dan mudah. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan permintaan konsumen.
7. Biaya Produksi Per Unit Lebih Tinggi
Proses produksi yang terputus-putus dapat menghasilkan biaya produksi per unit yang lebih tinggi daripada produksi berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh waktu produksi yang lebih lama dan penggunaan tenaga kerja yang lebih tinggi. Namun, biaya produksi per unit dapat dikurangi dengan meningkatkan volume produksi atau mengoptimalkan proses produksi.
8. Kualitas Produk yang Lebih Tinggi
Proses produksi yang terputus-putus dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Hal ini disebabkan oleh proses produksi yang lebih lambat dan akurat, serta penggunaan peralatan khusus dan tenaga kerja yang terampil. Produk yang diproduksi dengan proses produksi yang terputus-putus biasanya memiliki toleransi yang lebih ketat dan detail yang lebih baik.
9. Produksi Berhenti Saat Terjadi Masalah
Proses produksi yang terputus-putus dapat memungkinkan produksi berhenti saat terjadi masalah pada peralatan atau bahan baku. Hal ini dapat membantu menghindari cacat pada produk dan memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Namun, produksi yang terhenti juga dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman dan kerugian bagi perusahaan.
10. Permintaan Konsumen yang Lebih Sulit Diprediksi
Proses produksi yang terputus-putus dapat membuat permintaan konsumen yang lebih sulit diprediksi. Hal ini terjadi karena produksi dilakukan dalam interval tertentu, sehingga sulit untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan konsumen yang fluktuatif. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki strategi produksi yang fleksibel dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan konsumen.
11. Biaya Peralatan yang Lebih Tinggi
Proses produksi yang terputus-putus dapat memerlukan biaya peralatan yang lebih tinggi daripada produksi berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan peralatan khusus yang mungkin mahal dan memerlukan keterampilan khusus untuk mengoperasikannya. Namun, biaya peralatan dapat dikurangi dengan memperpanjang masa pakai peralatan dan melakukan pemeliharaan yang teratur.
12. Waktu Persiapan yang Lebih Lama
Proses produksi yang terputus-putus dapat memerlukan waktu persiapan yang lebih lama daripada produksi berkelanjutan. Hal ini terjadi karena produksi dilakukan dalam interval tertentu, sehingga dibutuhkan waktu untuk menyiapkan peralatan dan bahan baku. Namun, waktu persiapan dapat dikurangi dengan meningkatkan efisiensi proses produksi dan menggunakan teknologi yang lebih maju.
13. Produksi yang Lebih Terkendali
Proses produksi yang terputus-putus dapat memungkinkan produksi yang lebih terkendali. Hal ini disebabkan oleh interval produksi yang tetap dan proses produksi yang lebih lambat. Produksi yang lebih terkendali dapat membantu meningkatkan kualitas produk dan menghindari kesalahan produksi.
14. Keuntungan yang Lebih Tinggi
Proses produksi yang terputus-putus dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi daripada produksi berkelanjutan. Hal ini terjadi karena produk yang diproduksi dengan proses produksi yang terputus-putus seringkali bersifat unik dan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Namun, perusahaan harus memperhatikan biaya produksi yang lebih tinggi dan mengoptimalkan proses produksi untuk mencapai keuntungan yang maksimal.
15. Produksi yang Lebih Ramah Lingkungan
Proses produksi yang terputus-putus dapat menghasilkan produksi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini terjadi karena produksi dilakukan dalam interval tertentu, sehingga mengurangi penggunaan energi dan bahan baku. Selain itu, proses produksi yang terputus-putus juga dapat memungkinkan penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
16. Risiko Produksi yang Lebih Rendah
Proses produksi yang terputus-putus dapat mengurangi risiko produksi yang lebih rendah daripada produksi berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh produksi yang lebih terkendali dan proses produksi yang lebih lambat. Risiko produksi yang lebih rendah dapat membantu menghindari kerugian bagi perusahaan dan meningkatkan keamanan produksi.
17. Produksi yang Lebih Sedikit Terbuang
Proses produksi yang terputus-putus dapat menghasilkan produksi yang lebih sedikit terbuang. Hal ini disebabkan oleh produksi yang lebih terkendali dan akurat, serta penggunaan peralatan khusus dan tenaga kerja yang terampil. Produksi yang lebih sedikit terbuang dapat membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produksi.
18. Produksi yang Lebih Mudah Dipantau
Proses produksi yang terputus-putus dapat memudahkan perusahaan untuk memantau produksi. Hal ini terjadi karena produksi dilakukan dalam interval tertentu, sehingga lebih mudah dipantau dan diatur. Selain itu, proses produksi yang terputus-putus juga memudahkan perusahaan untuk mengidentifikasi masalah produksi dan mengambil tindakan yang diperlukan.
19. Memerlukan Perencanaan yang Lebih Matang
Proses produksi yang terputus-putus memerlukan perencanaan yang lebih matang daripada produksi berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh waktu produksi yang lebih lama dan interval produksi yang lebih pendek. Perencanaan yang matang dapat membantu perusahaan untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produksi.
20. Memerlukan Keterampilan Khusus
Proses produksi yang terputus-putus memerlukan keterampilan khusus untuk mengoperasikan peralatan dan mengatur produksi. Hal ini terjadi karena produksi dilakukan dalam interval tertentu, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dan terlatih. Perusahaan harus memastikan bahwa tenaga kerja memiliki keterampilan yang cukup untuk mengoperasikan peralatan dan mengatur produksi.
21. Produksi yang Lebih Mahal pada Awalnya
Proses produksi yang terputus-putus dapat memerlukan biaya produksi yang lebih tinggi pada awalnya. Hal ini terjadi karena perusahaan harus membeli peralatan khusus dan melatih tenaga kerja. Namun, biaya produksi dapat dikurangi dengan meningkatkan volume produksi dan mengoptimalkan proses produksi.
22. Produksi yang Lebih Mudah Dikelola
Proses produksi yang terputus-putus dapat memudahkan perusahaan untuk mengelola produksi. Hal ini terjadi karena produksi dilakukan dalam interval tertentu, sehingga lebih mudah diatur dan dikendalikan. Selain itu, proses produksi yang terputus-putus juga memudahkan perusahaan untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan konsumen.
23. Produksi yang Lebih Cepat Terkirim
Proses produksi yang terputus-putus dapat menghasilkan produksi yang lebih cepat terkirim. Hal ini terjadi karena proses produksi yang lebih lambat dan penggunaan peralatan khusus yang memungkinkan pengiriman produk yang berkualitas tinggi dalam waktu yang lebih singkat. Produksi yang lebih cepat terkirim dapat membantu perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen yang lebih cepat.
24. Produksi yang Lebih Mudah Diperbaiki
Proses produksi yang terputus-putus dapat memudahkan perusahaan untuk memperbaiki produksi saat terjadi masalah. Hal ini disebabkan oleh produksi yang lebih terkendali dan proses produksi yang lebih lambat. Selain itu, proses produksi yang terputus-putus juga memudahkan perusahaan untuk mengidentifikasi masalah produksi dan mengambil tindakan yang diperlukan.
25. Produksi yang Lebih Mudah Ditingkatkan
Proses produksi yang terputus-putus dapat memudahkan perusahaan untuk