Amosterra adalah obat yang sering diresepkan oleh dokter untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Namun, bagi sebagian orang, mungkin masih bertanya-tanya, amosterra itu obat apa sebenarnya?
Amosterra: Obat Yang Mengandung Montelukast
Amosterra merupakan obat yang mengandung montelukast, yakni senyawa yang berfungsi sebagai leukotrien receptor antagonist. Leukotrien merupakan senyawa yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respons terhadap alergen atau zat iritan lainnya. Namun, terkadang produksi leukotrien ini berlebihan dan menyebabkan gejala-gejala seperti sesak napas, batuk, dan pilek.
Dengan mengonsumsi amosterra, montelukast akan bekerja dengan cara menghambat reseptor leukotrien sehingga produksi leukotrien berlebihan dapat dihentikan. Sehingga, gejala-gejala seperti sesak napas, batuk, dan pilek dapat berkurang.
Indikasi Penggunaan Amosterra
Amosterra biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Beberapa indikasi penggunaan amosterra di antaranya:
- Asthma
- Rhinitis alergi
- Urtikaria kronis
Amosterra juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada pengobatan asma dan rhinitis alergi. Namun, penggunaan amosterra harus selalu dengan resep dokter dan tidak boleh dikonsumsi sembarangan tanpa pengawasan medis.
Dosis Amosterra
Dosis amosterra yang diberikan kepada pasien akan berbeda-beda tergantung pada kondisi medis yang dialami. Namun, pada umumnya, dosis amosterra yang diberikan adalah sebagai berikut:
- Dewasa: 10 mg/hari
- Anak-anak usia 6-14 tahun: 5 mg/hari
- Anak-anak usia 2-5 tahun: 4 mg/hari
Untuk pasien yang mengalami gangguan fungsi hati atau ginjal, dosis amosterra yang diberikan dapat disesuaikan oleh dokter agar tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan.
Efek Samping Amosterra
Seperti obat-obatan lainnya, amosterra juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Beberapa efek samping amosterra yang dapat terjadi di antaranya:
- Sakit kepala
- Pusing
- Mual
- Muntah
- Diare
- Insomnia
Jika Anda mengalami efek samping yang tidak diinginkan setelah mengonsumsi amosterra, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Peringatan Penggunaan Amosterra
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan amosterra di antaranya:
- Tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap montelukast
- Hindari penggunaan amosterra pada pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal
- Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit epilepsi atau gangguan psikiatrik
- Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat alergi makanan tertentu
Sebelum menggunakan amosterra, selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai penggunaan dan efek sampingnya.
Cara Mengonsumsi Amosterra
Amosterra umumnya dikonsumsi secara oral dengan dosis yang disesuaikan oleh dokter. Amosterra dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Namun, pastikan untuk mengonsumsi amosterra dengan air atau minuman lainnya untuk membantu menelan tablet dengan mudah.
Jangan menghancurkan atau mengunyah tablet amosterra sebelum menelan untuk meminimalkan efek samping yang mungkin terjadi.
Interaksi Obat Amosterra dengan Obat Lainnya
Amosterra dapat berinteraksi dengan beberapa obat lainnya dan menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan amosterra di antaranya:
- Phenobarbital
- Rifampisin
- Aspirin
- Eritromisin
- Ketokonazol
Sebelum mengonsumsi amosterra, pastikan untuk memberitahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi untuk mencegah terjadinya interaksi obat yang berbahaya.
Kesimpulan
Amosterra adalah obat yang mengandung montelukast dan sering diresepkan oleh dokter untuk mengatasi berbagai macam penyakit seperti asthma, rhinitis alergi, dan urtikaria kronis. Namun, penggunaan amosterra harus selalu dengan resep dokter dan tidak boleh dikonsumsi sembarangan tanpa pengawasan medis. Beberapa efek samping amosterra yang dapat terjadi di antaranya sakit kepala, pusing, mual, muntah, diare, dan insomnia. Sebelum menggunakan amosterra, selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai penggunaan dan efek sampingnya.