Coersion adalah Bentuk Akomodadi yang Terlaksana Melalui

Posted on

Coersion adalah bentuk akomodasi yang terlaksana melalui tekanan atau ancaman tertentu yang dilakukan oleh satu pihak terhadap pihak lainnya. Coersion dapat terjadi dalam berbagai situasi, seperti dalam hubungan bisnis, politik, keluarga, maupun hubungan sosial lainnya. Bentuk coersion yang paling umum adalah dalam bentuk kekerasan fisik atau ancaman kekerasan. Namun, coersion juga dapat terjadi dalam bentuk lain seperti ancaman mengambil tindakan hukum atau merusak reputasi seseorang.

Contoh Coersion dalam Hubungan Bisnis

Coersion dalam hubungan bisnis dapat terjadi ketika satu pihak menggunakan kekuasaan atau pengaruhnya untuk memaksa pihak lain untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan keinginan mereka. Contohnya adalah ketika seorang bos memaksa karyawannya untuk bekerja lebih lama tanpa dibayar tambahan atau bahkan mengancam akan memberhentikan karyawan tersebut jika tidak melakukan pekerjaan tambahan tersebut.

Coersion juga dapat terjadi dalam bentuk pengaruh atau tekanan yang dilakukan oleh perusahaan besar terhadap perusahaan kecil. Misalnya, perusahaan besar yang memonopoli pasar dapat memaksa perusahaan kecil untuk menjual produk mereka dengan harga yang lebih rendah atau bahkan memaksa mereka untuk keluar dari bisnis.

Pos Terkait:  Apa Kegiatan Penduduk pada Gambar Rubik "Ayo"?

Coersion dalam Hubungan Politik

Coersion juga dapat terjadi dalam hubungan politik, baik di tingkat nasional maupun internasional. Contohnya adalah ketika sebuah negara menggunakan kekuasaannya untuk memaksa negara lain untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan kepentingan negara tersebut. Misalnya, ketika sebuah negara mengancam akan memberlakukan sanksi ekonomi terhadap negara lain jika mereka tidak menyetujui rencana politik yang diusulkan oleh negara tersebut.

Coersion juga dapat terjadi dalam bentuk ancaman keamanan nasional. Misalnya, ketika sebuah negara memaksa negara lain untuk menyerahkan teknologi atau informasi rahasia yang dapat membahayakan keamanan nasional negara tersebut.

Coersion dalam Hubungan Keluarga

Coersion juga dapat terjadi dalam hubungan keluarga, seperti dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga atau ancaman untuk mengambil hak asuh anak. Coersion dalam hubungan keluarga dapat terjadi dalam bentuk fisik, emosional, maupun finansial. Misalnya, ketika seorang suami memaksa istrinya untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan keinginan dan kepentingannya.

Coersion juga dapat terjadi dalam bentuk ancaman untuk mengambil hak asuh anak. Misalnya, ketika seorang orangtua memaksa pasangan mereka untuk menyerahkan hak asuh anak setelah perceraian.

Coersion dalam Hubungan Sosial Lainnya

Coersion juga dapat terjadi dalam hubungan sosial lainnya, seperti dalam bentuk perundungan atau bullying. Coersion dalam bentuk perundungan dapat terjadi di sekolah, tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat. Contohnya adalah ketika sekelompok orang memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan keinginan dan kepentingannya.

Pos Terkait:  Apakah Tujuan Shooting dalam Permainan Bola Basket?

Apa Sebaiknya Dilakukan Jika Mengalami Coersion?

Jika Anda mengalami coersion, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan. Pertama, jangan merasa takut untuk meminta bantuan. Anda dapat meminta bantuan dari keluarga, teman, atau pihak yang berwenang seperti polisi atau pengacara. Kedua, cari informasi dan pertimbangkan opsi Anda. Anda dapat mencari informasi tentang hak-hak Anda dan opsi hukum yang tersedia.

Terakhir, jangan biarkan diri Anda menjadi korban. Ingatlah bahwa coersion adalah bentuk penindasan dan tidak boleh dibiarkan terus terjadi. Jika perlu, Anda dapat mencari dukungan dari kelompok-kelompok advokasi atau organisasi yang peduli terhadap hak asasi manusia.

Kesimpulan

Coersion adalah bentuk akomodasi yang terlaksana melalui tekanan atau ancaman tertentu yang dilakukan oleh satu pihak terhadap pihak lainnya. Coersion dapat terjadi dalam berbagai situasi, seperti dalam hubungan bisnis, politik, keluarga, maupun hubungan sosial lainnya. Jika mengalami coersion, jangan merasa takut untuk meminta bantuan dan cari informasi serta pertimbangkan opsi Anda. Terakhir, jangan biarkan diri Anda menjadi korban dan cari dukungan dari kelompok-kelompok advokasi atau organisasi yang peduli terhadap hak asasi manusia.

Related posts:
Pos Terkait:  Alexander Graham Bell: Ilmuwan dan Penemu Telepon 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *