Purwaka Basa adalah sebuah upacara adat Jawa yang dilakukan sebelum pelaksanaan acara besar seperti pernikahan, khitanan, dan upacara adat lainnya. Upacara ini bertujuan untuk memohon restu kepada leluhur dan Tuhan agar acara yang akan dilaksanakan berjalan lancar dan sukses.
Sejarah Purwaka Basa
Purwaka Basa berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari dua kata, yaitu “purwaka” yang artinya adalah sejarah atau latar belakang, dan “basa” yang artinya adalah bahasa. Upacara ini pertama kali dilakukan pada masa kerajaan Mataram Islam pada abad ke-16.
Upacara Purwaka Basa awalnya dilakukan oleh para bangsawan dan raja-raja Jawa sebagai tanda penghormatan kepada leluhur dan Tuhan. Namun, seiring berjalannya waktu, upacara ini juga dilakukan oleh masyarakat Jawa secara umum sebagai bagian dari tradisi dan budaya mereka.
Simbolisme Purwaka Basa
Upacara Purwaka Basa memiliki simbolisme yang sangat kuat dalam budaya Jawa. Beberapa simbolisme yang terkait dengan upacara ini antara lain:
- Bumi dan Langit: Dalam upacara ini, bumi dan langit melambangkan keberadaan manusia dan Tuhan. Bumi melambangkan manusia yang memiliki keterbatasan dalam hidupnya, sedangkan langit melambangkan Tuhan yang memiliki kekuatan dan kebijaksanaan yang tak terhingga.
- Upacara Nguras Enceh: Upacara Nguras Enceh dilakukan sebagai bagian dari Purwaka Basa. Nguras Enceh merupakan proses membersihkan diri dan pikiran dari segala bentuk kejahatan dan dosa.
- Upacara Ngeblak: Upacara Ngeblak dilakukan sebagai simbol pengorbanan dan penghormatan kepada leluhur. Dalam upacara ini, para peserta akan membakar dupa dan sesaji sebagai tanda penghormatan kepada leluhur.
Proses Pelaksanaan Purwaka Basa
Upacara Purwaka Basa dilakukan dengan proses yang cukup panjang dan rumit. Beberapa tahapan yang dilakukan dalam upacara ini antara lain:
- Upacara Nguras Enceh: Sebelum acara dimulai, para peserta akan melakukan upacara Nguras Enceh sebagai proses membersihkan diri dan pikiran dari segala bentuk kejahatan dan dosa.
- Upacara Ngeblak: Setelah proses Nguras Enceh selesai, acara dilanjutkan dengan upacara Ngeblak sebagai simbol pengorbanan dan penghormatan kepada leluhur.
- Upacara Siraman: Upacara Siraman dilakukan sebagai proses membersihkan diri dan pikiran dari segala bentuk keburukan yang ada dalam diri seseorang. Para peserta akan diberi siraman air oleh orang yang lebih tua sebagai tanda penghormatan dan pengampunan atas dosa-dosa mereka.
- Upacara Panggih: Setelah proses Siraman selesai, acara dilanjutkan dengan upacara Panggih. Upacara ini dilakukan sebagai simbol penyatuan antara pengantin dan keluarga besarnya.
Kesimpulan
Upacara Purwaka Basa adalah sebuah tradisi dan budaya yang sangat penting bagi masyarakat Jawa. Upacara ini memiliki simbolisme yang sangat kuat dalam budaya Jawa dan dilakukan sebagai tanda penghormatan kepada leluhur dan Tuhan. Meskipun proses pelaksanaannya cukup panjang dan rumit, namun upacara ini tetap dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bagian dari identitas dan kepercayaan mereka.