Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra yang sering dijumpai di majalah, buku antologi, atau di media online. Cerpen bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan, memancing emosi, atau sekadar hiburan. Namun, untuk membuat sebuah cerpen yang baik, penulis harus memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen itu sendiri. Salah satu unsur yang penting adalah unsur intrinsic cerpen. Unsur ini merupakan unsur yang menyusun cerpen dan tidak bisa dipisahkan dari cerpen itu sendiri.
1. Deskripsi Tokoh
Deskripsi tokoh adalah penjelasan tentang karakteristik tokoh yang muncul dalam cerpen. Deskripsi ini meliputi fisik, psikologis, dan sosial tokoh. Dengan deskripsi tokoh, pembaca bisa memahami tokoh dengan lebih baik dan merasa terhubung dengan cerita.
2. Alur Cerita
Alur cerita merupakan rangkaian kejadian yang terjadi dalam cerpen. Alur cerita harus memiliki awal, tengah, dan akhir yang jelas sehingga pembaca bisa mengikuti cerita dengan mudah.
3. Latar Cerita
Latar cerita adalah tempat dan waktu di mana cerita berlangsung. Latar cerita harus mendukung cerita dan membuat pembaca merasa terlibat dalam cerita.
4. Konflik
Konflik adalah masalah atau hambatan yang dihadapi oleh tokoh dalam cerita. Konflik harus dihadapi dan diselesaikan oleh tokoh untuk mencapai tujuan dalam cerita. Konflik bisa berupa konflik internal atau konflik eksternal.
5. Tema
Tema adalah pesan atau ide yang ingin disampaikan oleh penulis melalui cerpen. Tema bisa berkaitan dengan kehidupan, moral, atau sosial dalam masyarakat.
6. Amanat
Amanat adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan oleh penulis melalui cerpen. Amanat bisa berupa pesan moral atau sosial yang ingin disampaikan penulis.
7. Plot
Plot adalah susunan peristiwa dalam cerpen yang membentuk alur cerita. Plot harus memiliki awal, tengah, dan akhir yang jelas sehingga pembaca bisa mengikuti cerita dengan mudah.
8. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pandang penulis dalam menceritakan cerita. Sudut pandang bisa berupa sudut pandang orang pertama (tokoh utama), sudut pandang orang ketiga (narator), atau sudut pandang gabungan.
9. Bahasa
Bahasa adalah cara penulis dalam menyampaikan cerita. Bahasa harus mudah dipahami, menarik, dan sesuai dengan karakter tokoh dan suasana cerita.
10. Gaya Penulisan
Gaya penulisan adalah cara penulis dalam menulis cerita. Gaya penulisan harus sesuai dengan tema dan suasana cerita.
11. Dialog
Dialog adalah percakapan antara tokoh dalam cerita. Dialog harus sesuai dengan karakter tokoh dan mendukung alur cerita.
12. Narasi
Narasi adalah cara penulis dalam menceritakan cerita. Narasi harus sesuai dengan alur cerita dan mendukung tokoh dalam cerita.
13. Teks Deskriptif
Teks deskriptif adalah teks yang menggambarkan objek atau keadaan. Teks deskriptif harus mendukung cerita dan membuat pembaca bisa membayangkan suasana cerita.
14. Teks Ekspositoris
Teks ekspositoris adalah teks yang memberikan penjelasan tentang suatu hal. Teks ekspositoris harus sesuai dengan cerita dan mendukung alur cerita.
15. Teks Argumentatif
Teks argumentatif adalah teks yang berisi argumen atau pendapat. Teks argumentatif harus mendukung tema cerita dan bisa memancing perdebatan di antara pembaca.
16. Teks Persuasif
Teks persuasif adalah teks yang berisi ajakan atau himbauan. Teks persuasif harus sesuai dengan tema cerita dan bisa mempengaruhi pembaca untuk melakukan sesuatu.
17. Imajinasi
Imajinasi adalah kemampuan penulis untuk membayangkan cerita dan membuat pembaca bisa membayangkan cerita dengan baik.
18. Ide
Ide adalah gagasan atau konsep yang ingin disampaikan penulis melalui cerpen. Ide harus orisinal dan bisa menarik perhatian pembaca.
19. Pengembangan Karakter
Pengembangan karakter adalah cara penulis dalam mengembangkan karakter tokoh dalam cerita. Pengembangan karakter harus konsisten dan mendukung alur cerita.
20. Penggunaan Kata
Penggunaan kata adalah cara penulis dalam memilih kata yang tepat untuk menggambarkan cerita. Penggunaan kata harus tepat dan sesuai dengan karakter tokoh dan suasana cerita.
21. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu adalah cara penulis dalam menyusun cerita dengan urutan waktu yang tepat. Pengaturan waktu harus mendukung alur cerita dan membuat pembaca bisa mengikuti cerita dengan mudah.
22. Penggunaan Simbol
Penggunaan simbol adalah cara penulis dalam menggunakan simbol atau lambang untuk menyampaikan pesan dalam cerita. Penggunaan simbol harus tepat dan mendukung tema cerita.
23. Penggunaan Ironi
Penggunaan ironi adalah cara penulis dalam menggunakan kebalikan dari apa yang seharusnya terjadi untuk menyampaikan pesan dalam cerita. Penggunaan ironi harus sesuai dengan tema cerita dan mendukung alur cerita.
24. Penggunaan Metafora
Penggunaan metafora adalah cara penulis dalam menggunakan perumpamaan untuk menyampaikan pesan dalam cerita. Penggunaan metafora harus tepat dan mendukung tema cerita.
25. Penggunaan Personifikasi
Penggunaan personifikasi adalah cara penulis dalam memberikan sifat manusia pada objek non-manusia. Penggunaan personifikasi harus sesuai dengan tema cerita dan mendukung alur cerita.
26. Penggunaan Alegori
Penggunaan alegori adalah cara penulis dalam menggunakan cerita atau gambaran untuk menyampaikan pesan dalam cerita. Penggunaan alegori harus sesuai dengan tema cerita dan mendukung alur cerita.
27. Penggunaan Parabel
Penggunaan parabel adalah cara penulis dalam menggunakan cerita pendek untuk menyampaikan pesan moral. Penggunaan parabel harus sesuai dengan tema cerita dan mendukung alur cerita.
28. Penggunaan Satire
Penggunaan satire adalah cara penulis dalam menggunakan sindiran atau ejekan untuk menyampaikan pesan dalam cerita. Penggunaan satire harus sesuai dengan tema cerita dan mendukung alur cerita.
29. Penggunaan Humor
Penggunaan humor adalah cara penulis dalam menggunakan lelucon atau guyonan untuk menyampaikan pesan dalam cerita. Penggunaan humor harus sesuai dengan tema cerita dan mendukung alur cerita.
30. Penggunaan Suspense
Penggunaan suspense adalah cara penulis dalam menimbulkan ketegangan atau rasa penasaran pada pembaca untuk mengikuti cerita. Penggunaan suspense harus mendukung alur cerita dan membuat pembaca terus ingin membaca cerita hingga selesai.
Dari 30 unsur di atas, beberapa unsur yang tidak termasuk unsur intrinsic cerpen adalah teks deskriptif, teks ekspositoris, teks argumentatif, dan teks persuasif. Keempat unsur tersebut bisa saja ada dalam cerpen, namun tidak menjadi unsur yang menyusun cerpen itu sendiri. Dengan memperhatikan unsur intrinsic cerpen, penulis bisa membuat cerpen yang baik dan menarik untuk dibaca.